Monday

Misteri Penemuan Patung di Bulan

Keberadaan mahluk cerdas dari planet lain dan pernah menyumbang kecerdasan di bumi selalu jadi perdebatan. Salah satu misteri yang belum terpecahkan misalnya penemuan patung bergambar malaikat - dinamai: The Angel - di permukaan bulan.

Berita ini sempat dimuat di banyak tabloid empat tahun lalu (2009). Kabarnya, patung ini sebenarnya sudah ditemukan di reruntuhan batuan bulan yang di ambil oleh awak Apollo XI tahun 1969.
 



Nah, Sebenarnya kalangan internal NASA telah lama mengetahui tentang fakta gelap ini, namun mereka merahasiakannya dari publik, yang alasannya untuk mencegah kehebohan yang berlebihan. Rahasia ini akhirnya dibongkar setelah 40 tahun oleh Dr. Charles, seorang mantan ilmuwan NASA yang bertugas mendokumentasikan semua penemuan badan antariksa Amerika tersebut.

"Implikasi dari patung ini benar-benar membingungkan," kata Dr Charles wartawan. "Ini berarti bahwa pada satu waktu bulan memiliki suasana yang kondusif untuk kehidupan. Dan mungkin jadi rumah bagi ras canggih."

Patung The Angel berwujud wanita, dengan rambut panjang yang memiliki sayap. Hasil penelitian yang dibeberkan pada publik menyebutkan, bahwa patung ini telah berusia sekitar 200000 tahun ketika ditemukan, dan kemudian membuatnya dapat dipastikan bukanlah karya dari manusia di Bumi.

Hipotesa yang menghubungkan dengan dewa kuno bangsa Sumeria, Annunaki, dikritisi beberapa peneliti. Dr Miles Fredericks dari Universitas New York membantah, "Ini hanya propaganda kekristenan."

NASA sendiri secara resmi membantah pembongkaran file rahasia oleh Dr Charles. Hanya ada sedikit keterangan bahwa patung ini terus diteliti untuk studi lebih lanjut di sebuah lokasi yang dirahasiakan. Saya juga telah berusaha menelusuri situs-situs berita dan blog-walking guna mencari perkembangan misteri ini, namun belum ada kabar terbaru yang bisa mengungkap, apakah penemuan patung ini hoax belaka, atau justru jadi bukti tambahan tentang kehidupan cerdas yang pernah hadir di bumi. Well, the truth is out there....





 



Sunday

Membalas Kebencian Dengan Kebaikan

Abraham Lincoln, Presiden Amerika ke-16 punya hubungan yang unik dengan Edwin Stanton, Menteri Pertahanan (Secretary of War). Kisahnya bermula beberapa tahun sebelum dua orang ini menduduki peranan penting dalam pemerintahan.

Saat Abe – panggilan Abraham Lincoln - menjadi pengacara lokal di Illinois, ia sempat menangani kasus Hanny Manny (hak paten) di tahun 1855. Namun, ketika kasus ini terdengar sampai Cincinnati, Edwin Stanton yang menjadi penasehat hukum di tempat tersebut mendepak Abe. 


Kebencian Stanton tampaknya berlanjut saat Abe diangkat menjadi presiden lima tahun kemudian. Stanton berdiri di pihak oposisi yang kerap menentang kebijakan Abe.

Sebagai seorang presiden, seharusnya mudah saja bagi Abe membuat rekayasa untuk menyingkirkan Stanton. Tapi, apa yang dilakukan Abe? Presiden ini justru mengangkat Stanton menjadi Menteri Pertahanan (Secretary of War).

“Anda tidak sedang bergurau kan, Pak? Stanton itu saingan politik Anda dan selalu berusaha menjatuhkan Anda dalam setiap kesempatan,” sergah asisten pribadi sang Presiden.

Dengan yakin Abe justru menjawab, “Saya memilih orang bukan berdasarkan suka atau tidak. Tetapi karena kemampuan yang ia miliki. Stanton adalah orang yang paling tepat untuk posisi ini. Lagipula, dengan menjadikannya kawan, bukankah justru di situ kita telah mengalahkan musuh.”


Keputusan Abe ternyata benar. Setelah beberapa waktu berlalu, Stanton akhirnya menjadi sahabat dekat sekaligus menteri yang amat setia.

Betapa Abraham Lincoln memberi teladan untuk “mengasihi musuhmu, dan berbuat baik kepada orang yang membencimu.”

Renungkan 6 Pertanyaan ini

Suatu hari , Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.


1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini? 

Murid-muridnya ada yang menjawab “orang tua”, “guru”, “teman”, dan “kerabatnya” .. 
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar. 

Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah “kematian”. Sebab kematian adalah PASTI adanya…. 




2. Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua, “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini? 

Murid-muridnya ada yang menjawab… “negara Cina”, “bulan”, “matahari”, dan “bintang-bintang” Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar… 

Tapi yang paling benar adalah “masa lalu”. 
Siapa pun kita… bagaimana pun kita…dan betapa kayanya kita… tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu, sebab itu kita harus menjaga hari ini… dan hari-hari yang akan datang.. 


3. Apa yang paling besar di dunia ini? 

Murid-muridnya ada yang menjawab “gunung”, “bumi”, dan “matahari”.
Semua jawaban itu benar kata Sang Guru … 

Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah “nafsu”. Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini… jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat). 


4. Apa yang paling berat di dunia ini? 

Di antara muridnya ada yang menjawab… “baja”, “besi”, dan “gajah”.
“Semua jawaban hampir benar…”, kata Sang Guru, tapi yang paling berat adalah “memegang amanah”


5. Apa yang paling ringan di dunia ini? 

Ada yang menjawab “kapas”, “angin”, “debu”, dan “daun-daunan”. 
“Semua itu benar…”, kata Sang Guru, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan ibadah.


6. Pertanyaan terakhir, “Apakah yang paling tajam di dunia ini?" 

Murid-muridnya menjawab dengan serentak… “PEDANG…!! !” 

“(hampir) Benar…”, kata Sang Guru. Tetapi yang paling tajam adalah lidah manusia. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri